Kisah Wafatnya Nabi Muhammad SAW bagian 4

Kata Aisyah, Umar Bin Khattab adalah termasuk orang yang tak yakin kalau Rasulullah wafat.



Ali termasuk orang yang dapat menahan diri, sementara Usman hanya diam. Umar lalu berkata kepada orang-orang. "Sesungguhnya Rasulullah tidak wafat, dan pasti Allah kelak akan mengembalikan beliau. Allah akan memotong tangan tangan dan kaki orang munafik yang menginginkan kematian Rasulullah SAW. Sesungguhnya Allah SWT berjanji kepada Rasulullah sebagai mana janjinya kepada Musa dan Rasulullah akan datang kepadamu."

Dalam suatu riwayat, Umar ra berkata "Wahai manusia, Janganlah banyak membicarakan tentang wafatnya Rasulullah. Sesungguhnya dia tidaklah mati. Demi Allah jika aku mendengar ada orang yang berkata bahwa Rasulullah SAW wafat, maka kuletakkan pedang di atas leher nya." Adapun Ali, Ia mampu menahan diri dan senantiasa berada di dalam rumah, sedangkan Usman ia tidak berbicara dengan seorang pun. Ia diraih seseorang dan dituntun untuk pergi. al Abbas datang seraya berkata, "Demi Allah yang tidak ada Tuhan selain Dia, sesungguhnya Rasulullah SAW telah merasakan kematian dan beliau telah mengetahui kematian itu." Allah SWT berfirman:

"Sesungguhnya kamu akan mati, dan sesungguhnya mereka akan mati (pulal dan Sesungguhnya kamu pada hari kiamat akan berbantah-bantahan di hadapan Tuhanmu" (QS. Az Zumar 30-31)

Ketika itu Abu Bakar berada di rumah Bani Al Haq Bin al-haj-aj, ia mendengar kabar akan kematian Rasulullah i. Ia segera mendatangi nya. Ia menelungkupkan tubuhnya pada jasad Rasulullah SAW sambil menciuminya.

Abu Bakar kemudian keluar rumah menemui orang-orang "wahai manusia, barangsiapa menyembah Muhamad, sesungguhnya Muhammad telah mati. Barangsiapa menyembah Allah, Sesungguhnya Allah hidup tidak mati" Allah berfirman:

"Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang utusan, Sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang Rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad). Barangsiapa yang murtad, maka ia tidak dapat mendatangkan Mudharat kepada Allah sedikitpun, dan Allah memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur," (QS. Ali Imron 144)

Dalam suatu riwayat diterangkan, ketika Abu Bakar mendengar kematian Rasulullah, ia bergegas datang dan segera masuk ke rumah Rasulullah sambil membaca Shalawat. Kedua matanya berlinang, dan tenggorokan terasa seperti tercekik. Ia segera menelungkupkan tubuhnya ke jasad Rasulullah SAW dan menciuminya. Ia mengusap wajah Rasulullah lalu menangis. "Engkau baik dalam keadaan hidup, maupun sesudah mati. Terputus karena kematian seseorang dari Nabi-Nabi dan kenabian. Engkau besar dari sifat dan engkau Agung dari tangisan. Engkau dikhususkan sehingga menjadi tempat penghibur. Engkau diumumkan sehingga kami menjadi sama padamu. Seandainya engkau tak melarang kami menangis, maka akan kuhabiskan Air mata ini."

Dari Ibnu Umar: Bahwa ketika Abu Bakar masuk rumah Rasulullah dengan membaca Shalawat dan memuji Allah, maka berteriaklah seisi rumah dengan teriakan yang didengar oleh orang-orang yang berada di masjid. Setiap kali ia menyebutkan sesuatu, maka mereka bertambah keras teriakannya, dan yang lebih keras dari teriakan itu yakni teriakan seorang laki-laki yang mengucapkan "Assalamualaikum ya ahlul bait"

Mereka hanya mendengar suara itu tanpa tahu siapa orang yang mengucapkannya. Mereka sama-sama berhenti menangis, namun sesaat kemudian mereka kembali menangis. Lalu ada suara lagi yang menyeru "Wahai ahlil bait, Ingatlah kepada Allah dan memuji lah kepadanya atas segala keadaan. Pasti kalian termasuk orang-orang yang ikhlas. Sesungguhnya hanya Allah ada Hidayah dari setiap musibah." maka Abu Bakar lalu berkata, "sesungguhnya yang berkata tadi adalah Nabi Khidir as dan nabi Ilyasa as. Keduanya mendatangi Rasulullah SAW."

Al qa'qa bin Amr  ra menyempurnakan cerita Khutbah Abu Bakar ra, demikian Abu Bakar ra berdiri di tengah-tengah manusia dengan berkhotbah. Di mana semua orang ketika itu menghabiskan air matanya. Kebanyakan Khutbah itu berisi Shalawat kepada Rasulullah SAW. Abu Bakar kemudian memuji Allah dan menyanjungnya atas setiap keadaan.

Abu Bakar berkata "Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah yang Maha Esa, yang telah membenarkan janji-nya menolong hambanya, dan mengalahkan golongan musuh-musuh dengan sendirianNya. Maka bagi Allah segala puji aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hambanya, Rasulnya dan penutup Nabi. Aku bersaksi bahwa Al-Qur'an itu sebagaimana diturunkan, dan bahwa agama itu sebagaimana disyariatkan, dan bahwa hadis itu sebagaimana diceritakan. Dan bahwa perkataan itu sebagaimana dikatakan, dan bahwa Allah yang Maha Benar dan yang maha terang. Ya Allah, limpahkan Sholawat atas Muhammad, hambaMu, RasulMu, NabiMu, kekasihMu, kepercayaanMu, pilihanMu dan kemurnianMu. Dengan sebaik-baiknya Sholawat yang kau limpahkan kepada seseorang dari makhlukMu, Rahmatmu dan BarokahMu atas penghulu Rasul. Nabi penutup Imam bagi orang-orang yang bertakwa, Panglima kebaikan dan Imam dari kebaikan para rasul".

Abu Bakar terus berdoa, "Ya Allah, Dekatkanlah derajat kemuliaan. Besarkanlah tanda buktinya. Muliakanlah kedudukannya dan Bangkitkanlah dia di tempat yang terpuji, yang diinginkan oleh orang-orang yang terdahulu dan orang-orang yang kemudian. Berilah manfaat bagi kami di tempatnya yang terpuji itu pada hari Kiamat. Gantikanlah dia kepada kami di dunia dan di akhirat, dan antarkanlah dia ke derajat dan Wasilah di Surga. Ya Allah, limpahkanlah Shalawat atas Muhammad, dan kepada keluarga Muhammad, dan berilah Barokah atas Muhammad dan keluarganya, sebagaimana engkau telah melimpahkan Shalawat dan berkah atas Ibrahim. Sesungguhnya engkau maha terpuji, dan maha Mulia. Wahai manusia, sesungguhnya barangsiapa yang menyembah Muhammad, maka sesungguhnya Muhammad telah meninggal dunia, dan barangsiapa yang menyembah Allah, Sesungguhnya Allah adalah dalam urusannya kepadamu. Janganlah kamu meminta kepadaNya dengan bersedih hati, Sesungguhnya Allah SWT telah memilih NabiNya, Rasulnya SAW untukmu, dia pun kemudian mengambilnya. Rasulullah SAW meninggalkan kitabnya Al Quran dan SunnahNya. Maka barangsiapa menjadikan keduanya, maka ia makrifat. Dan barangsiapa yang memisahkan diantara keduanya, maka ia adalah Ingkar."

"Wahai orang-orang yang beriman. Jadilah kamu sebagai orang yang benar-benar menegakkan keadilan." (QS. an-nisa 135)

Abu Bakar ra terus berkhutbah: "Janganlah hanya karena kematian nabi SAW, kalian disibukkan oleh setan setan. Janganlah setan itu membina kamu terhadap agamamu. Segeralah melawan setan dengan kebaikan. Maka kamu akan dapat melemahkannya, jangan menunggu sampai setan benar-benar memfitnahmu"

Ibnu Abbas ra berkata: ketika Abu Bakar ra selesai berkutbah, ia berkata "Wahai Umar, kamulah yang menyampaikan kepadaku demikian, "Rasulullah SAW tidak meninggal dunia" Apakah kamu tidak melihat bahwa Rasulullah pernah bersabda tentang hari yang demikian dan demikian hari demikian dan demikian.!?"

Allah SWT berfirman:

Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati (pula). (QS. Az-Zumar 30)

Umar ra berkata, "Demi Allah, seakan-akan aku mendengar ayat itu baru sekarang diturunkan. Aku bersaksi bahwa Al-Qur'an itu sebagaimana yang diturunkan, dan hadis sebagaimana yang diceritakan, dan bahwa Allah adalah hidup yang tak mati."

"Sesungguhnya kita kepunyaan Allah, dan sesungguhnya kita akan kembali kepadanya. Mudah-mudahan Sholawat Allah dilimpahkan kepada Rasulnya, dan di sisi Allah kita berharap pahala bagi Rasulullah." Umar kemudian mengambil duduk disebelah Abu Bakar ra.

Aisyah ra bercerita: ketika mereka berkumpul untuk memandikan jasad Rasulullah SAW. Ada yang berkata "Demi Allah, kita tidak tahu bagaimana kita memandikan Rasulullah SAW. Apakah kita membuka kainnya sebagaimana kami perbuat terhadap orang-orang yang telah meninggal, ataukah memandikan Rasulullah SAW bersama pakaiannya." Aisyah meneruskan ceritanya, kemudian tiba-tiba Allah menidurkan mereka, lalu Ada yang berkata tidak diketahui Siapa yang berkata "Mandikanlah Rasulullah SAW bersama pakaiannya." Mereka lalu terbangun, dan memandikan Rasulullah SAW tanpa melepas pakaiannya. Setelah selesai memandikan maka mereka mengkafaninya.

Ali ra berkata, "Kami berkeinginan membuka pakaian Rasulullah SAW. Namun kami dipanggil, janganlah kamu membuka pakaian Rasulullah SAW. Maka kami membiarkan pakaian itu, kami memandikannya dengan baju tetap melekat pada tubuhnya."

Demikianlah wafatnya Rasulullah SAW. Beliau tidak meninggalkan harta warisan apa-apa, bahkan pakaian yang dikenakan pun ikut dikebumikan. Abu Ja'far ra berkata, pada liang kubur Rasulullah SAW dibentangkan kain selimut yang ketika hidupnya dikenakannya. Kemudian jasadnya diletakkan di atasnya. Maka beliau wafat tidak meninggalkan harta apa pun, tidak juga dibangun batu merah, dan tidak ditaburi bunga-bunga diatas Pusarannya.

Baca juga artikel-artikel selanjutnya di:

hidupsatuayat.blogspot.com


Comments